Selasa, 05 Februari 2008

SEKILAS MENGENAI STRATEGI PAK HARTO MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN

Siapa yang tidak kenal siapa itu Soeharto, Presiden RI yang ke-2. Hampir seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia kenal siapa itu Soeharto, bahkan di kalangan masyarakat Internasional mengenal dan mengetahui sepak terjangnya, baik sebelum menjadi presiden maupun setelah berhenti dari presiden, apatah lagi ketika beliau berkuasa.

Tulisan ini bukan untuk menyudutkan beliau dan bukan juga untuk memuji-muji beliau layaknya seorang Soehartois. Ini semata-mata menurut yang kami tahu, kami dengar baik melalui pengamatan pribadi (tentunya melalui siaran media massa), melalui opini-opini media massa dan literature-literature resmi. Namun yang jelas, tulisan ini cenderung subjektif. Serta yang pasti kami pribadi sungguh kagum akan kepemimpinan beliau.

Kejayaan Soeharto sangat kentara pada era 80-an, ketika itu semua media massa cetak dan elektronik senantiasa mereplay seluruh gerak-gerik beliau. Pada saat itu, situasi di republik ini relatif aman, tenteram dan stabil, kecuali hanya beberapa wilayah saja. Kegairahan pembangunan sangat terasa. Irama dan denyut pembangunan terus merangkak naik, kesejahteraan meningkat, terlepas dari sisi lain dimana utang luar negeri Indonesia juga ikut meningkat. Namun yang pasti masyarakat merasakan dampak perbaikan taraf hidup. Berbagai sarana dan prasarana senantiasa terus meningkat. Masyarakat yang sebelumnya tidak mendapat listrik mulai merasakan adanya listrik. Irigasi dibangun hampir di setiap wilayah di Indonesia, sistem bercocok tanam terus diperbaiki yang pada akhirnya terjadinya peningkatan produksi dan kehidupan petani cenderung meningkat, sehingga akhirnya Indonesia menjadi salah satu negara yang swasembada pangan.

Seiring dengan itu, dalam bidang kesehatan, pemerintah terus membangun berbagai sarana dan prasarana kesehatan baik pembangunan puskesmas, puskesmas pembantu maupun poliklinik desa (polindes). Tenaga medis terus ditambah, layanan kesehatan terus diperbaiki. Guna menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah terus menerus mengembangkan sistem Keluarga Berencana (KB) sehingga Indonesia menjadi negara yang paling sukses program KB-nya. Akibat perbaikan bidang kesehatan ini menyebabkan angka kematian menurun dan usia hidup meningkat.

Guna menyeimbangkan pembangunan, soeharto juga membuat program Transmigrasi, yang dinilai cukup sukses guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kesejahteraan masyarakat. Meskipun program transmigrasi ini juga terjadi bias, namun secara keseluruhan dapat dinilai sukses besar. Kesuksesan ini terlihat dari semakin meningkat dan meratanya pembangunan di daerah-daerah juga terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah daerah. Dari sisi geopolitik, program ini mampu menciptakan stabilitas di daerah-daerah dan meningkatnya sikap nasionalisme di daerah.

Di bidang ketenaga kerjaan, guna menampung angkatan kerja, pemerintah secara terus menerus mendorong dan membangun lapangan-lapangan kerja. Dan tentunya masih banyak lagi keberhasilan-keberhasilan yang mampu diperoleh Soeharto selaku pemimpin republik ketika itu. Kenyataan ini sangat kontras dilihat, baik dengan masa sebelumnya atau sesudahnya.

Ya, tentunya disamping berbagai keberhasilan tersebut, pasti ada kelemahan dan kesalahan yang diperbuat. Biasalah, tentu selaku manusia bisa salah, khilaf dan lain sebagainya, tergantung bagi pribadi-pribadi bangsa Indonesia, apakah memaklumi dan memaafkannya atau tidak. Itu hak masing-masing pribadi, terserah merekalah.

Yang menarik bagi kami, bahwa ada beberapa hal-hal biasa, kecil dan cenderung disepelekan atau dianggap sepele oleh kita yang dilakukan Soeharto, justeru merupakan kunci suksesnya mempertahankan kelanggengan kekuasaannya sampai 32 tahun. Diakui atau tidak.

1. Foto Jabat Tangan

Setiap tahun pemerintahan Soeharto menyelenggarakan kegiatan lomba untuk memilih tokoh-tokoh yang dinilai sukses dalam berbagai bidangnya. Setiap tahun, pemerintah ketika itu mengadakan dan menetapkan karyawan teladan, petani teladan, nelayan teladan, aktivis lingkungan teladan, pelajar teladan, desa teladan, klompencapir teladan dan lain sebagainya.

Setiap orang, badan atau lembaga yang dinilai sukses dan teladan tersebut diundang ke Istana Negara untuk menerima penghargaan dan jamuan makan.

Setiap orang yang diundang ke Istana Negara tersebut baik secara pribadi atau mewakili lembaganya akan disambut langsung oleh Soeharto selaku Presiden dan berjabat tangan secara berurutan. Setiap orang yang berjabat tangan dengan Soeharto akan difoto, yang ketika pulang setiap orang tersebut diberikan foto dan klise jabat tangan tersebut. Disamping itu, setiap undangan diperkenankan membawa pulang berbagai barang, baik berupa peralatan makan yang diberikan tanda milik Istana Negara sebagai oleh-oleh (souvenir).

Dipastikan bahwa setiap orang yang telah diterima langsung oleh Presiden Soeharto, ketika pulang ke daerah asalnya, akan mencetak kembali foto-foto tersebut dalam ukuran besar dan diberikan bingkai (figura) yang indah dan ditempatkan di ruang tamu semacam kebanggaan bagi tuan rumah.

Setiap tamu yang bertandang ke rumah setiap tokoh tersebut akan disuguhi foto jabat tangan dengan Presiden Soeharto dan berbagai cerita kehebatan dan keunggulan Soeharto.

Dan karena memang sebahagian besar, meskipun mungkin tidak berani kami katakan semua, yang pasti hampir semua mereka memang orang-orang yang memiliki ketokohan dan keberhasilannya. Hampir bisa dipastikan, semua tokoh yang telah diundang ke Istana Negara akan mengkampanyekan keberhasilan, kebaikan dan kehebatan Soeharto, meskipun tanpa disuruh oleh Soeharto dan kroninya. (Uraian ini terinspirasi dari tulisan Sinansari Ecip (Pengelola Rubrik Resonansi pada Koran Republika), yang berjudul Foto Jabat Tangan Pak Kades).

2. Surat untuk Anak-anak Indonesia

Disamping mempengaruhi image para tokoh-tokoh masyarakat di daerah-daerah, Soeharto juga membentuk suatu tim khusus untuk membalas surat-surat anak-anak Indonesia yang ditujukan kepadanya. Suatu masa tim ini pernah dipimpin oleh G. Dwipayana, yang juga pengelola film si Unyil dan penulis Biografi Pak Harto.

Sebahagian surat-surat yang dikirimkan oleh anak-anak dari berbagai daerah di Indonesia direspon oleh Soeharto dengan membalasnya dengan memakai bahasa yang santun dan dapat dipahami oleh anak-anak tersebut, bahkan terkadang ada anak-anak yang mendapat bingkisan foto pribadi Pak Harto dan Keluarganya, dan lain sebagainya.

Tentunya, anak-anak yang mendapat balasan surat dari Soeharto akan bangga dan menyampaikan ke teman-temannya. Dan ini memberikan bekas yang sangat panjang bagi anak-anak tersebut sampai tuanya.

Disamping itu, setiap kunjungan beliau ke daerah baik diinstruksikan oleh Penguasa Daerah atau tidak, setiap pelajar berdiri disepanjang rute yang dilaluinya dengan melambaikan tangan dan kertas dan kain kecil berwarna merah putih.

3. Kegiatan Temu Wicara/ Klompencapir

Hampir setiap minggu atau bulan, soeharto mengadakan temu wicara dengan petani, nelayan, perternak dan lain sebagainya. Pertemuan tersebut diblow up diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik serta ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia.

Dalam temu wicara tersebut, terlihat jelas bahwa Soeharto sangat memahami dan mengetahui seluk beluk bertani, nelayan, perternakan dan lain sebagainya seolah-olah beliau memang pernah bertani, berkebun, beternak, nelayan dan lain sebagainya tersebut.

Temu wicara tersebut berlangsung secara familiar, ramah dan menyenangkan. Kesan menguasai permasalahan dan familiar ini memberikan bekas bagi segenap pemirsanya sehingga lagi-lagi image Pak Harto yang menyenangkan, pintar dan familiar tersebut di mata jutaan rakyat Indonesia.

Ibuku selaku salah seorang korban rezim Soeharto (pernah ditahan dan diinterogasi militer), ketika menonton acara temu wicara tersebut menjadi begitu terkesan dan gandrung mengikuti acara temu wicara Pak Harto tersebut serta memuji-muji Soeharto.

Beliau menganggap bahwa derita yang pernah beliau alami tersebut, mungkin tanpa sepengetahuan atau perintah Pak Harto, melainkan ulah segelitir penguasa militer kala itu. Mengutip pendapat Harry Chan (Sekjen Front Pancasila, dan aktivis 66), terkadang banyak orang yang lebih Soehartois dibandingkan Soeharto itu sendiri. Seorang pejabat kerajaan yang lebih feudal dibandingkan raja itu sendiri.

4. Kegiatan syukuran ulang tahun pribadi dirinya dan keluarganya.

Dalam berbagai acara syukuran, baik hari ulang tahun dirinya dan keluarganya, ulang tahun perkawinan dan lainnya, terlihat bahwa jamuan yang dihidangkan begitu sederhana yaitu nasi tumpeng, cincau dan menu sederhana lainnya.

Kegiatan ini senantiasa dipublikasikan ke media massa, sehingga terkesan bahwa beliau adalah orang yang sederhana, dan tidak suka menghambur-hamburkan hartanya. Lihat juga tulisan Sinansari Ecip, judulnya Cincau Jalan Cendana.

Secara umum, selama berkuasa Soeharto mampu memanfaatkan media massa untuk menghipnotis sebahagian bangsa Indonesia sampai ke kamar tidur mereka tanpa disadari. Dan sungguh luar biasa, diakhir hayatnya, beliau juga mampu membawa kesan kesedihan yang mendalam atas penderitaan beliau sampai ke setiap rumah rakyat Indonesia. Dan terlihat sepertinya hampir sebahagian besar rakyat Indonesia memaafkan dan melupakan berbagai kekhilafan dan kesalahan yang mungkin beliau perbuat semasa hidupnya.

Harap Dibaca……

Harap dibaca

Inilah sekelumit anggapan yang kami dengar dan lihat pada segelintir orang dan kami baca dimedia massa terhadap beliau, namun kami masih berbaik sangka bahwa mudah-mudahanya yang beliau perbuat tersebut semasa hidupnya semata-mata bukan untuk maksud melanggengkan kekuasaanya, melainkan dilandasi niat dan tulus ikhlas beliau demi kemakmuran rakyat dan kejayaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini. Dan semoga Allah mengampunkan kesalahan, kekhilafan yang pernah beliau perbuat semasa hidupnya. Amin.

Dan mudah-mudahan strategi Pak Harto ini terus dapat diterapkan oleh siapapun juga, tapi tentunya harus dilandasi oleh niat tulus dan ikhlas bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara serta bagi agama dan kepercayaannya pada Allah SWT. Amin.

Tidak ada komentar: